Asa Diantara Pandemi, Aturan Pemerintah, Protokol Kesehatan, Harapan Orang Tua dan Masa Depan Bangsa

Seperti kita ketahui kondisi dunia pada saat ini memasuki masa pandemi secara global. Tidak terlepas bangsa Indonesia menjadi salah satu negara dengan kasus Covid-19 terbanyak. Masyarakat yang cukup dikagetkan dengan ada penyebaran virus Covid-19 tidak hanya was-was tentang kondisi kesehatan pribadi atau anggota keluarga masing-masing, tetapi berbagai dampak yang mengikutinya baik di bidang ekonomi, sosial dan tentunya di bidang pendidikan. Mulai dari tingkat pemerintahan pusat, daerah, perusahaan, lembaga kesehatan dan lembaga pendidikan mulai mengatur strategi menghadapi pendemi ini. Fokus kepada bidang pendidikan, bagaimana strategi atau kebijakan SMK Krian 1 menghadapai kondisi pandemi Covid-19 ?

Prinsip Kebijakan Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19 Kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran.  Pembelajaran di Zona Kuning, Oranye, dan Merah Untuk daerah yang berada di zona kuning, oranye, dan merah, dilarang melakukan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan. Satuan pendidikan pada zona-zona tersebut tetap melanjutkan Belajar dari Rumah (BDR).

Kurang lebih akhir bulan Februari 2020, pemerintah menyampaikan darurat pandemi Covid-19. Dari titik awal tersebut, dunia pendidikan juga mulai merasakan dampaknya. Februari 2020 merupakan masa kalender pendidikan 2019-2020, dimana kementrian pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud) telah mewacanakan sebagai tahun terakhir pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Pada pertengahan Maret 2020, di awal kondisi pandemi, SMK Krian 1 melaksanakan UN dengan protokol kesehatan yang ketat dan UN di SMK Krian 1 pada saat itu terlaksana dengan lancar. Tetapi pada akhirnya hasil UN tersebut tidak digunakan sebagai standar nilai akhir, karena memang pelaksanaan UN tingkat SMK terjadwal paling awal dibandingkan jenjang SMA, SMP dan SD. Sedangkan semakin hari kondisi penyebaran virus semakin meningkat, dengan alasan utama adalah keamanan dan kesehatan kemendikbud menyatakan UN tahun pelajaran 2019-2020 ditiadakan.

Memasuki kalender pendidikan 2020-2021 pada bulan Juli 2020, kondisi pandemi tidak mengalami perbaikan malah menunjukkan peningkatan kasus, sehingga kemendikbud menerbitkan kurikulum darurat. Kegiatan belajar mengajar (KBM) dilaksanakan secara Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Permasalahan dalam KBM pun muncul satu persatu, diantaranya :

  1. Perasaan cemas dan khawatir
  2. Adaptasi kebiasaaan baru belajar terkoordinasi dari rumah
  3. Kondisi eksternal yang dapat mengganggu pada saat KBM
  4. Adaptasi teknologi media pembelajaran PJJ
  5. Kuota internet masyarakat yang majemuk dan cenderung terbatas
  6. Keluhan orangtua karena putra putrinya cenderung kontraproduktif dan kurang bisa mendampingi proses belajar
  7. Pada mata pelajaran produktif SMK, akan sulit mencapai kompetensi jika tidak melakukan praktik langsung sedangkan alat dan bahan adanya di sekolah
  8. dan masih banyak lagi

SMK Krian 1 sebagai lembaga pendidikan dalam menghadapi situasi seperti ini berfikir keras dan tentunya ada kekhawatiran tentang kompetensi “angkatan pandemi” saat ini. Mencari titik tengah antara regulasi pemerintah tentang proses KBM yang menganjurkan PJJ karena kondisi belum membaik dengan dominasi orang tua yang menginginkan anaknya bisa segera beraktivitas sekolah dengan tatap muka lagi, memerlukan kecermatan tersendiri. Adapun langkah-langkah yang dilakukan olah SMK Krian 1 dalam mengahadapi hal tersebut anatara lain :

  1. Memberikan surat pernyataan kepada orang tua untuk mengijinkan putra putrinya melakukan kegiatan bersekolah secar tatap muka
  2. Melaksanakan pembelajaran mata pelajaran Normatif (C1) dan Adaptif (C2) secara PJJ
  3. Melaksanakan pembelajaran mata pelajaran Produktif (C3) secara tatap muka di sekolah
  4. Kegiatan pembelajaran tatap muka dilakukan dengan sistem sesi berdasarkan nomor presensi peserta didik yaitu ganjil genap
  5. Memperpendek durasi jam pembelajaran
  6. Melakukan protokol kesehatan secara ketat dengan melengkapi fasilitas pencegahan covid-19
  7. Melakukan pemetaan warga satuan pendidikan
  8. Menerapkan 4M pada setiap aktivitas

Selain itu adaptasi penggunaan berbagai teknologi untuk pelaksanaan PJJ benar-benar ditekankan dan difasilitasi, diantaranya :

  1. Penggunaan Learning Management System (LMS)
  2. Penggunaan media daring secara tatap maya
  3. Pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) secara daring
  4. Membuka jalur pembayaran administrasi secara transfer bank
  5. Pembuatan sistem presensi tenaga pendidik dan kependidikan secara canggih menggunakan geo location dan QR Code sehingga tidak ada kontak fisik dalam melakukan presensi harian
  6. Pendaftaran peserta didik baru dengan sistem online

Harapan utama dari SMK Krian 1 adalah segera selesai masa pandemi covid-19. Tidak hanya berpangku tangan dan menyerah pada keadaan dalam kondisi sulit ini, kita harus menanamkan sikap optimis akan masa depan yang akan lebih baik lagi. Pandemi ini merupakan wadah kita untuk berkembang, pemanfaatan teknologi tentu berperan penting supaya kita juga segera beradaptasi. Mental dan jiwa yang kuat akan membawa dampak kesehatan fisik kita.

Translate »
PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU