[:id]Idul Adha SMK Krian 1 : Belajar Dari Ibadah Qurban dan Haji[:]

[:id]

Jumat, 1 September 2017 merupakan hari libur Nasional memperingati hari raya umat Muslim yaitu Idul Adha. SMK Krian 1 mengadakan Sholat Ied bersama seluruh civitas sebagai bentuk sebuah kebersyukuran bersama merayakan hari raya keagamaan. Bertempat di lapangan tengah tepat pukul 06.00 WIB telah dipadadati peserta sholat, dengan shof yang rapi mereka menempatkan diri karena memang dari panitia Idul Adha SMK Krian 1 yang diprakarsai oleh anak-anak Remaja Masjid (Remas) telah mempersiapkan garis-garis di lapangan penanda shof untuk pelaksanaan Sholat Ied. Tidak ketinggalan para Bapak Ibu pengajar dan segenap karyawan SMK Krian 1 ikut membaur dengan peserta didik dalam melaksanakan ibadah tersebut.

Sebagai Imam Sholat Ied adalah Bapak Evan Yuliantoro, S.Pdi salah satu guru agama Islam SMK Krian 1, memimpin jalannya Sholat Ied dengan sangat hikmat. Dalam khutbahnya, beliau menyampaikan tentang lima pelajaran dari dua ibadah yang dilaksanakan pada perayaan Idul Adha yaitu Ibadah Qurban dan Ibadah Haji.

Pertama adalah belajar untuk iklas, ibadah qurban adalah bentuk keikhlasan dan ketakwaan. Daging dan darah bukanlah yang dituntut, namun dari keikhlasan dalam berqurban. Dalam ibadah Haji juga demikian, diperintahkan untuk ikhlas bukan mencari gelar dan sanjungan. Hal tersebut berarti ibadah qurban dan berhaji bukanlah ajang untuk pamer amalan dan kekayaan atau riya.

Kedua adalah belajar untuk mengikuti tuntunan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dalam berqurban ada aturan atau ketentuan yang mesti dipenuhi, misalnya perlu dihindari cacat yang membuat tidak sah dari hewan-hewan qurban contohnya buta sebelah, sakit yang jelas, pincang atau sangat kurus, sakit yang dikatakan makruh seperti sobeknya telinga, keringnya air susu, ekor yang terputus. Umur hewan qurban harus diperhatikan, untuk kambing usia minimal satu tahun untuk sapi minimal dua tahun. Qurban dilaksanakan setelah Sholat Ied, bukan sebelum Sholat Ied. Begitu pula dengan ibadah Haji, hendaklah sesuai dengan tuntunan, tidak bisa kita beribdah haji dengan asal-asalan.

Ketigaadalah belajar untuk sedekah harta. Dalam ibdah qurban, kita diperintahkan untuk belajra bersedekah, begitu pula dengan haji. Karena saat itu hartalah yang banyak diqurbankan. Apakah benar kita mampu mengorbankannya ? Padahal watak manusia sangat cinta sekali pada harta. Ingatlah, harta semakin dikeluarkan delam jalan kebaikan dan ketaatan akan semakin berkah.

Keempat adalah belajar untu meninggalkan larangan walau untuk sementara waktu. Dalam ibadah qurban ada larangan bagi shahibul qurban yang mestinya ia jalankan ketika telah masuk 1 Dzulhijjah hingga hewan qurban miliknya disembelih. Walaupun hikmah dari larangan tersebut tidak dinaskan atau tidak disebut dalam dalil, namun tetap mesti dijalankan karena sifat seorang muslim adalah sami’na wa atho’na, yaitu patuh dan taat. Lebih-lebih dalam ibadah Haji atau Umroh, saat berihram jamaah tidak diperkenankan mengenakan wewangian, memotong rambut dan kuku, mengenakan baju atau celana yang membentuk lekuk tubuh (bagi pria), tidak boleh menutup kepala serta tidak boeh mecumbu istri hingga menyetubuhinya

Kelima dalah belajar untuk rajin berdzikir. Dalam ibadah qurban diwajibkan membaca bismillah dan disunnahkan bertakbir saat menyembelih qurban. Ibadah thawaf, sa’I dan melempar jumrah pun dilakukan dalam rangka berdzikir pada Allah.

Mudah-mudahan lima pelajaran di atas berharga bagi kita semua.

Geleri Idul Adha SMK Krian 1

[:]

Translate »
PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU