[:id]SMK Krian 1 Menuju Adiwiyata[:]
[:id]
Beberapa waktu yang lalu, tiba sebuah surat dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Sidoarjo yan ditujukan kepada Kepala SMK Krian 1. Dari kepala surat yang menerangkan bahwa pengirimnya adalah DLHK, kepala SMK Krian 1 yaitu Ibu Dhini Mekarsari, S.Pd, M.Pd merasa terkejut karena apa hubungan antara bidang pendidikan dengan bidang lingkungan hidup dan kebersihan. Setelah membaca lebih seksama surat tersebut merupakan undangan tentang sosialisasi Adiwiyata. Tahun 2017 ini SMK Krian 1 beserta beberapa sekolah lain di Sidoarjo terpilih untuk menjadi sekolah Adiwiyata (Liputan Adiwiyata)
Sebanyak 152 instansi pendidikan di wilayah kabupaten Sidoarjo termasuk UPTD, UPT, kepala sekolah SD, SMP Sederajat, SMA dan SMK, termasuk sekolah yang telah melaksanakan Adiwiyata diundang oleh pihak DLHK. Diagendakan kegiatan workshop serta sosialisasi Adiwiyata tersebut selama tiga hari, dua hari merupakan kegiatan sosialisasi serta pengarahan menuju sekolah Adiwiyata dan satu hari kegiatan workshop untuk teknis pelaksanaan sekolah Adiwiyata khususnya pembahasan tentang syarat-syarat administratif yang harus dipenuhi. Secara khusus Bu Dhini menyempatkan waktu untuk menghadiri undangan tersebut dengan didampingi Bapak Budi Sutrisno, S.Pd selaku wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana serta Bapak Nuhoni Prasetyo Adi, S.Kom sebagai calon ketua Adiwiyata SMK Krian 1
Sosialisasi selama dua hari yang ditempatkan di gedung pertemuan dinas pendidikan provinsi Jawa Timur tersebut, berlangsung dari tanggal 31 Mei sampai dengan 1 Juni 2017. Acara dibuka oleh Bapak Drs. Bachrul Amin, MM selaku kepala DLHK. Beliau berpesan “Kita dilahirkan sekali, mari meninggalkan yang baik…”, hal tersebut diungkapkan oleh kepala DLHK karena melihat keprihatinan pola hidup masyarakat Indonesia yang cenderung kurang memperhatikan kelestarian lingkungan. Bapak Bachrul Amin mengambil contoh permasalahan yang muncul baru-baru ini tentang banyaknya limbah popok bayi yang ditemukan di sepanjang sungai yang ada di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Hal tersebut menunjukkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan. Sebagai penutup belia menyampaikan “Adiwiyata merupakan character building bagi bangsa Indonesia”. Hal tersebut yangmenjadi landasan bahwa DLHK harus bersinergi dengan bidang pendidikan, dimana generasi penerus bangsa dididik di dalamnya.
Acara dilanjutkan dengan sosialisasi serta pengarahan Adiwiyata selama dua hari. Pemberi materi diantranya Bapak Ir. Uda Hari Pantjoko, MM selaku Kepala Penataan Lingkungan Hidup. Mengawali materinya, Bapak Uda Hari menyampaikan yel-yel Adiwiyata sebagai penyemangat gerakan Adiwiyata dan seharusnya setiap sekolah yang mengikuti gerakan Adiwiyata harus hafal yel-yel tersebut. Adapun yel-yel Adiwiyata Jawa Timur adalah sebagai berikut :
SALAM BUMI … PASTI LESTARI
ADIWIYATA … PASTI BISA
SIDOARJO … LUAR BIASA
JAWA TIMUR … JAYA JAYA JAYA LUAR BIASA
Melanjutkan pengarahannya, Bapak Uda Hari menyampaikan tentang teknis serta contoh-contoh pelaksanaan Adiwiyata di beberapa sekolah. Nara sumber yang lainnya adalah Ibu Eka Agustina Muktini, M.Pd dan Ibu Dra. Endang Sulistyowati, M.Pd. Dalam pengarahannya beliau menyampaikan tentang detail teknis pelaksanaan Adiwiyata melanjutkan serta melengkapi apa yang telah disampaikan oleh Bapak Uda Hari. Keterpanggilan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup adalah tanggung jawab kita semua dan harus ditanamkan untuk hidup sadar lingkungan sejak dini. Pihak sekolah yang akan menjadi ujung tombak pelaksanaan menyadarkan masyarakat untuk peduli lingkungan karena sebagai tempat kedua bahkan sering kali sebagai tempat yang pertama dari pembentukan karakter individu setelah keluarga. Dalam materinya beliau juga menyampaikan kajian lingkungan yang meliputi Sampah, Energi, Keragaman Hayati, Air dan Makanan yang sering disebut dengan kependekan SEKAM. Sekolah Adiwiyata harus memperhatikan 5 aspek tersebut yang menunjukkan keterlaksanaan program Adiwiyata. Apabila tinjauan SEKAM tersebut belum maksimal harus ada kiat-kiat serta usaha nyata untuk menuju sekolah Adiwiyata yang seharusnya.
Pada hari ketiga untuk kegiatan workshop Adiwiyata yang ternyata diundur dari jadwal semula pada tanggal 3 Juni 2017 menjadi tanggal 1 Agustus 2017 yang bertempat di gedung pertemua DLHK berlangsung mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 15.00 WIB tersebut membahas secara lebih detail tentang Adiwiyata khususnya persyaratan secara adinsitratif. Untuk kegiatan tersebut SMK Krian 1 mengutus Bapak Drs. Budi Pitoyo, M.Pd, Bapak Indra Wahyu Suliwanto, S.Pd, M.Pd dan Bapak Nuhoni Prasetyo Adi, S.Kom.
Dalam workshop tersebut disampaiakan secara teknis pengumpulan berkas Adiwiyata menggunakan aplikasi macro excel serta penjelasan dari masing-masing poin-poin penting setiap bagian persyaratan Adiwiyata yang mirip dengan akreditasi sekolah namun lebih fokus ke pengembangan serta pemerhatian lingkungan hidup yang ada di sekolah. Beberapa sekolah yang telah melaksanakan Adiwiyata seperti SMKN 1 Sidoarjo dan SMKN 3 Buduran memberikan kesaksian tentang pelaksanaan Adiwiyata di sekolahnya masing-masing. SMK Krian 1 merupakan Sekolah Imbas dari SMKN 3 Buduran yang saat ini sedang melangkah ke jenjang sekolah Adiwiyata Mandiri. Sekolah imbas merupakan sekolah yang dibimbing sekolah lain menuju sekolah Adiwiyata. Sekolah pembimbing merupakan sekolah yang melaksanakan Adiwiyata Mandiri dengan perolehan poin sesuai standar nasional serta harus membimbing minimal 10 sekolah lain untuk menuju Adiwiyata.
Galeri Sosialisai Adiwiyat di DLHK