[:id]Studi Adiwiyata ke SMKN 3 Buduran Sidoarjo[:]
[:id]
Sejak dijadikan salah satu kandidat sekolah Adiwiyata, SMK Krian 1 terus melakukan usaha menata diri untuk bisa meraih Adiwiyata tersebut. Banyak sekali kegiatan yang akan maupun sudah dilaksanakan. Rabu 30 Agustus 2017, SMK Krian 1 berkunjung ke SMKN 3 Buduran Sidoarjo. Hal tersebut dilaksanakan karena SMKN 3 Buduran merupakan sekolah mitra Adiwiyata, mereka menuju Adiwiyata mandiri dan harus mempunyai sekolah binaan atau diistilahkan sebagai sekolah imbas. SMK Krian 1 merupakan sekolah imbas program Adiwiyata SMKN 3 Buduran.
Sejumlah tujuh personil yang berangkat mewakili Tim Adiwiyata Sekolah (TAS) SMK Krian 1. Yaitu Ibu Dhini Mekarsari, S.Pd, M.MPd, Bapak Drs. Budi Pitoyo, M.MPd, Bapak Budi Sutrisno, S.Pd, Bapak Indra Wahyu Suliwanto, S.Pd, Bapak Nuhoni Prasetyo Adi, S.Kom, Ibu Enny Dwiastuti, S.E dan Bapak Fajar Rismantoro, S.Pd. Sesampainya di lokasi, mereka disambut oleh Sekretaris Adiwiyata SMKN 3 Buduran Sidoarjo yaitu Bapak Drs. Ansori, setelah acara penyambutan dan sedikit berbincang di ruang pertemuan, rombongan SMK Krian 1 diajak berkeliling di lingkungan SMKN 3 Buduran yang memiliki luas area sekitar 4,5 hektar tersebut.
Dimulai dengan biopori untuk mengatasi genangan air, Pak Ansori menunjukkan beberapa titik serapan menggunakan pipa paralon yang diletakkan di parit atau saluran air di depan bengkel otomotif SMKN 3 Buduran. Kemudian selanjutnya adalah melihat green house yang berfungsi sebagai pusat rehabilitasi tanaman yang kurang segar di lingkungan sekolah. Melangkahkan kaki beberapa saat, Pak Ansori menunjukkan fasilitas hidroponik, komposter dan bank sampah yang merupakan salah satu program unggulan Adiwiyata SMKN 3 Buduran. Setiap sampah organik di lingkungan SMKN 3 Buduran dikumpulkan untuk dilakukan pencacahan kemudian di lakukan proses komposter. Untuk sampah-sampah yang dapat dijual, SMKN 3 Buduran menyediakan fasilitas bank sampah, selayaknya sebuah bank, para nasabah diberi sebuah buku tabungan yang digunakan untuk mencatat tabungan masing-masing, setoran yang diberikan berupa sampah kering yang masih mempunyai nilai ekonomis seperti kertas, botol dan plastik.
Di bagian timur sekolah, Pak Ansori menunjukkan kantin sehat ala SMKN 3 Buduran. Kantin sehat di bawah naungan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) tersebut sangat bersih, sistem yang dipakai untuk melakukan pembayaran adalah dengan menggunakan kupon, sehingga higienitas makanan terjaga. Bahkan di kantin tersebut disediakan peralatan untuk melakukan uji coba bahan pengawet atau bahan berbahaya yang bisa terkandung dalam makanan, sehingga setiap orang bahkan peserta didik dapat mengujinya secara langsung. Kantin sehat tersebut juga tidak lepas pengawasan dengan dinas kesehatan terkait di wilayah sekitarnya, salah satunya adalah puskesmas.
Melanjutkan observasi, di bagian selatan terdapat lapangan olah raga yang ditumbuhi rumbut hijau, sehingga enak dipandang. Di bagian pinggir lapangan ditumbuhi tumbuhan akasia yang rindang sebagi tempat berteduh. Ekosistem di lapangan sangat baik, beberapa burung berkeliaran baik di lapangan maupun di rindangnya pepohonan, beberapa jenis burung seperti perkutut, puter, derkuku, kutilang lalu lalang dan berkicau mencari makan.
Di sebelah pojok selatan, terdapat bosem sebagai tempat penampungan akhir air yang mengalir di seluruh SMKN 3 Buduran. Dari luas area 4,5 hektar, aliran air bermuara di bosem tersebut, hasilnya SMKN 3 Buduran tidak pernah banjir saat musim hujan maupun kekeringan saat musim penghujan.
Beruntung SMK Krian 1 dapat bermitra dengan SMKN 3 Buduran untuk mewujudkan lingkungan sekolah Adiwiyata. Mengingat juga SMKN 3 Buduran saat ini menuju program Adiwiyata Mandiri.
Galeri Studi Adiwiyata di SMKN 3 Buduran